Apa yang kalian tahu tentang wakaf? Pastinya bicara soal tanah wakaf. Ya, wakaf yang dulunya identik berupa tanah, sehingga kerap kita mendengar jika ada seseorang yang mewakafkan tanah miliknya untuk dijadikan lahan pemakaman, atau mewakafkan tanah untuk membangun pesantren. Padahal, benda yang bisa diwakafkan tersebut tidak hanya berupa benda tidak bergerak seperti hak atas tanah saja, akan tetapi bisa juga dengan benda tidak bergerak lainnya seperti bangunan, atau benda bergerak seperti logam mulia, uang, kendaraan dan sebagainya. Itu menunjukkan jika masih minimnya literasi wakaf pada masyarakat di sekitar kita.
Wakaf, secara umum artinya ialah pemberian suatu harta milik pribadi yang kemudian berpindah menjadi kepentingan bersama, sehingga kegunaannya dapat dirasakan oleh masyarakat luas tanpa mengurangi nilai dari harta tersebut.
Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (FORJUKAFI)
Diantara kita tentunya ada yang masih merasa asing dengan kata 'Forjukafi'. For your information! Forum Jurnalis Wakaf Indonesia (Forjukafi) dibentuk untuk mengatasi minimnya literasi wakaf masyarakat di sekitar kita. Gerakan yang dilakukan oleh Forjukafi untuk mengatasi hal tersebut ialah dengan memasifkan gerakan wakaf terutama dalam bentuk tulisan.
Baru-baru ini, Forjukafi menggelar rapat kerja Nasional (Rakernas) di ruang serbaguna lantai 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dengan mengangkat tema 'Optimalisasi Potensi dan Pengelolaan Wakaf Untuk Kesejahteraan Umat'. Rapat ini tentu saja bertujuan untuk menyusun strategi memasyarakatkan wakaf di Indonesia. Ada sekitar 50 orang jurnalis dari berbagai media berhimpun dalam rapat tersebut, serta dihadiri oleh ketua MPR RI, yakni Bapak H. Bambang Soesatyo, S.E., M.B.A, dan beberapa orang narasumber, diantaranya:
- Dr. H. Amirsyah Tambunan, MA (Wakil Ketua Majelis Wakaf dan Kehartabendaan PP Muhammadiyah),
- Dr. Imam Teguh Saptono (Wakil Ketua 1 Badan Wakaf Indonesia),
- M. Cholil Nafis, MA, Ph.D (Ketua MUI bidang Dakwah),
- Adi Warman Karim (Komisaris Utama BSI) dan
- Asro Kamal Rokan (Presiden Iswami).
Pada kesempatannya, Wakil Presiden, KH Ma’ruf Amin saat pembukaan rakernas tersebut menyampaikan apresiasinya kepada Forjukafi sebab telah mengambil peran yang belum pernah dilakukan oleh para jurnalis secara kolektif, yakni meningkatkan literasi wakaf pada masyarakat.
“Saya meyakini kehadiran dan keterlibatan para jurnalis sebagai penyedia informasi yang akurat serta mumpuni, tentunya akan mampu membangun opini publik yang positif sekaligus meningkatkan literasi masyarakat tentang wakaf,” ucap KH Ma’ruf Amin.
Pak Ma’ruf Amin juga menyampaikan, jika pada tahun 2022 perolehan wakaf uang nasional ada pada angka Rp1,4 Triliun, yang mana jumlah tersebut hanya mencapai 0,5 % dari total potensi wakaf uang senilai kurang lebih 180 Triliun. Oleh karena itulah literasi wakaf kepada masyarakat luas sangat penting dilakukan, tentu saja bertujuan untuk mengejar potensi wakaf nasional. Hadirnya Forjukafi sebagai garda terdepan dalam literasi wakaf di media bisa semakin banyak jurnalis yang memiliki pemahaman tentang wakaf. Sehingga pemberitaan tentang wakaf akan semakin meningkat dan menjangkau masyarakat yang lebih luas.
Pemberitaan tentang wakaf yang semakin komunikatif dan massif di berbagai kanal media tentu saja menjadi kunci dalam peningkatan literasi pada masyarakat tentang wakaf. Dari literasi yang baik inilah yang kita harapkan akan dapat tumbuh dan meluasnya kesadaran kolektif umat untuk lebih aktif terlibat serta turut memobilisasi pengumpulan wakaf.
Pada kesempatannya pula, Pak Bambang Soesatyo menekankan betapa pentingnya wakaf sebab mampu mengentaskan kemiskinan. Beliau juga meyakini potensi wakaf apabila dikelola secara optimal dapat berkontribusi positif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mengurangi kesenjangan ekonomi hingga mengentaskan kemiskinan secara signifikan. Dan, disinilah pentingnya literasi wakaf yang dilakukan oleh Forjukafi tersebut.
Ketua Umum FORJUKAFI, Pak Wahyu Muryadi pada rapat tersebut juga menyampaikan jika para jurnalis tidak sekadar melakukan literasi wakaf melalui pemberitaan, namun juga melakukan aksi nyata lewat yayasan yang telah didirikan para jurnalis di Forjukafi yakni Yayasan Jala Surga. Dengan wadah inilah Pak Wahyu Muryadi mengajak semuanya untuk bersama-sama kejar potensi wakaf nasional, agar dapat meningkatkan pencapaian wakaf nasional di berbagai daerah di seluruh Indonesia.
Jadi, yuk mari kita dukung bersama dan terus tingkatkan literasi wakaf agar pencapaian wakaf nasional dapat terwujud.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah meninggalkan komentar. Maaf jika tidak saya publish komentar yang menyertakan link.